Seminar Sejarah dengan Prof. Harry dan Dr. Blasius

Seminar Sejarah dengan Prof. Harry dan Dr. Blasius

Keanekaragaman budaya dan hayati Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Hal ini justru menjadi ciri khas yang unggul bagi Indonesia di mata dunia. Seminar Sejarah bertema ‘Kebhinekaan Sejak Masa Prasejarah’ diadakan pada tanggal 21 Februari 2019, di Aula Ki Hadjar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang ini menawarkan perspektif baru soal evolusi manusia Indonesia.

Para pemateri antara lain Prof. Dr. Harry Widianto, DEA yaitu peneliti ahli utama pada Balai Arkeologi Yogyakarta dan Dr. Blasius Suprapta, M.Hum yaitu Dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang. Acara ini dimoderatori oleh Drs. Slamet Sujud Purnawan Jati, M.Hum. Ratusan peserta yang terdiri dari mahasiswa dan guru sejarah dari berbagai daerah mengikuti acara ini dengan antusias.

Drs. Slamet Sujud P. J. bertindak sebagai moderator

Drs. Slamet Sujud P. J. bertindak sebagai moderator

Prof. Harry mengungkapkan sejak 1,8 juta tahun yang lalu, dataran Indonesia bergabung dengan benua Eurasia. Saat itu, untuk pertama kalinya manusa purba (homo erectus) dari Afrika bermigrasi ke Eropa dan Asia. Bahkan pada 1,5juta manusia purba ini sampai ke Indonesia dengan memanfaatkan jembatan darat atau paparan sunda yang menghubungkan semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Ketika es di Kutub Utara dan Selatan mulai mencair sekitar 11000 tahun yang lalu.

Dataran Indonesia mulai terpisah dengan benua Asia. Saat itu terdapat 120 individu homo erectus di Indonesia atau 50 persen dari total homo erectus di dunia. Fosil gigantoptichecus (kera raksasa) ternyata juga ditemukan di Indonesia, yaitu di Semedo, Jawa Barat. Hal ini mematahkan teori bahwa gigantoptichecus (kera besar) hanya ditemukan di Tiongkok. Manusia Indonesia saat ini adalah percampuran  ras homo sapiens dari Afrika, ras austrolomelanesid dan ras mongoloid setelah homo erectus punah sekitar 100000 tahun yang lalu. Pertemuan berbagai populasi yang menyebabkan bercampuran ras manusia di Indonesia. Kepulauan Nusantara memang multi ras dan etnik tapi berasal dari akar genetis dan pohon evoluasi yang sama, setidaknya sejak 70000 tahun yang lalu. Nenek moyang kita bangsa austronesia dari 4000 tahun yang lalu adalah petani dan pelaut yang ulung.

Drs. Ismail Lutfi memeriahkan diskusi

Drs. Ismail Lutfi memeriahkan diskusi

Dr. Blasius menekankan pentingnya paradigma baru pengajaran dan ‘Historiografi Prasejarah Indonesia’ dalam bingkai Kebhinekaan. Kurikulum pendidikan sejarah juga mengalami evolusi mulai dari konsepsi lama yang menganut warisan historiografi kolonial kemudian direvisi seminar sejarah nasional pertama pada tahun 1970 menjadi konsepsi tiga zaman. Hasil seminar sejarah nasional kedua tahun 1975 mencetuskan konsepsi baru yang lebih humanis melahirkan konsepesi mata pencaharian hidup (konsepsi sosial ekonomi) untuk memahami Sejarah Indonesia secara keseluruhan. Saat ini guru sejarah wajib menekankan pentingnya pembelajaran sejarah yang humanis melalui tinggalan-tinggal manusia purba Indonesia yang sudah terbukti secara ilmiah telah memiliki warisan budaya yang luhur.

Need Help? Chat with us